Suka duka menjadi seksi keamanan kelas


Suka duka menjadi seksi keamanan kelas
Menjadi seksi keamanan merupakan hal yang sangat istimewa bagiku. Karena tidak semua orang bisa menlakukannya. Bagaimana tidak? Saya dipilih sebagai keamanan kelas selama 3 tahun berturut-turut. Mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Jujur saya tidak melakukan apa-apa selama menjabat. Sebenarnya itulah yang terjadi pada semester awal. Tepatnya saat aku masih duduk di kelas 7. Sampai suatu hari sang wali kelas menugasiku untuk memegang kunci kelas (saya menyebutnya juru kunci). Itu artinya saya harus berangkat lebih pagi untuk membuka pintu kelas dan pulang lebih akhir untuk menguncinya. Itu terjadi karena sang ketua kelas selalu terlambat untuk membuka pintu.
Selama saya menjabat, banyak kejadia-kejadian yang aneh, menyebalkan, sampi hal mistis. Yah, itu semua terjadi padaku.
Pertama aku ceritakan pengalaman mistis. Sebenarnya hal ini sering terjadi. Jadi menurutku ini hanya hal biasa. Ceritanya berawal saat aku masih duduk di kelas 7. Seperti biasa aku mematikan lampu, AC, kipas angin dan menginci pintu. Lalu keesokan harinya kulihat AC nya masih menyala. Si penjaga sekolah memberitahuku bahwa ACnya menyala dari kemarin. Terbukti dari suarannya.
Oke, sekarang saya ceritakan kejadian selanjutnya. Kejadian in baru saja terjadi. Mungkin beberapa minggu yang lalu. Masih tentang AC. Tapi ini berbeda. Kali ini AC nya mati sendiri. Padahal saya lihat remotnya masih tertempel di dinding.
Setelah cerita horor, mari kita lanjutkan ke cerita selanjutnya. Sama seperti cerita sebelumnya, peristiwa ini juga baru saja terjadi. Seperti biasa aku berangkat pagi untuk buka pintu. Tercium bau yang tidak biasa. Setelah aku cari-cari, ternyata itu bau tai kucing di samping dinding belakang. Karena saat itu baru ujian, jadi gak ada kegiatan belajar dan mengajar. Tai kucing itu dibiarkan dan seluruh penghuni kelas duduk di depan kelas dan ada ruang tatib. Sampai keesokan harinya ada yang melaporkannya pada petugas kebersihan sekolah. Namun dia hanya membersihkan pake sapu. Jadi masih banyak yang menempel di lantai. Dia bilang harus dipel. Gila !!! Siapa yang mau ngepel? kuajukan pertanyaan itu pada teman-teman. Benar saja, gak ada yang mau. Oke! kalo gitu aku yang ngepel, yang lain siapin air dan alat pelnya. Akhirnya aku mulai ngepel. Saya juga berterima kasih pada Dwi N.F karna udah membantu. Untuk teman yang lain maaf ya gak disebutin, karena saat ini aku lupa siapa aja yang ikut bantu. Anehnya tai itu berubah warna jadi hijau ketika aku menggosoknya dan menyiramnya pake air. Mungkin ini bukan tai kucing.

Comments

Popular Posts