cerpen : Pesan Terakhir



Tak terasa, motor yang kukendarai telah mengantarkanku sampai ke rumah. Akhirnya aku bisa beristirahat setelah kerja lembur di kantor. Itu adalah pertama kalinya aku lembur sampai tengah malam. Mataku terasa perih karena terlalu lama memandangi monitor. Tulang terasa kaku dan seperti mau copot. Begitu juga dengan bokongku yang terlalu lama duduk dengan posisi yang sama.
Kubanting tubuhku ke kasur kesayanganku yang empuk dan nyaman. Aku berbaring di sana menikmati empuknya bantal dan hangatnya selimut. Hari yang panjang ini akhirnya telah berakhir. Waktunya tidur dan menanti tanggal merah di esok hari.
Handphone yang tergeletak di mejaku tiba-tiba berbunyi. Aku penasaran, siapa orang yang menghubungiku tengah malam seperti ini. Menyebalkan sekali. Orang itu tidak menghargai orang yang lelah bekerja seharian.
Kuraih handphone itu dan aku terkejut. Ternyata itu adalah telfon dari Mita, kekasihku. Untuk apa dia menghubungiku tengah malam seperti ini. “Halo sayang, ada apa?” Kuucapkan kata halo dengan nada mengantuk.
“Ada berkas yang tertinggal di kantor, jadi aku mengambilnya. Aku terus mencari, tapi aku tidak menemukannya. Kamu tahu tidak berkas itu?” tanya Mita.
“Berkas apa?”
“Berkas yang kemarin kita kerjakan”
“Oh... yang itu. Tadi aku memindahkannya ke lemari biar aman”
“Oke... Aku sudah menemukannya. Terima kasih”
“Sama-sama. Sampai jumpa sayang”
Perbincanganku dengan Mita membuaku tidak bisa tidur. Mungkin sebaiknya aku menyalakan tv. Sebenarnya aku tidak menikmatinya. Aku cuma mengganti-ganti chanelnya. Tidak ada acara yang bagus di tengah malam seperti ini. Yang ada hanya kuis aneh, film lawas, dan layar bergaris pelangi. Setelah beberapa lama, akhirnya aku menemukan acara yang bagus untuk ditonton.
Handphoneku bergetar. Kuambil dan kulihat ada sms yang masuk. Sms ini dari Mita. Dia bertanya padaku “Apa kamu belum tidur?”
“Belum, aku tidak bisa tidur. Aku sedang nonton tv. Kamu lagi apa?”
“Aku sedang di perjalanan menuju rumah”
Aku dan Mita terus saling mengirim dan membalas pesan sms. Setidaknya ini bisa membuatku cepat tidur dan mengobati kejenuhan Mita di perjalanan. Sampai aku mengirimkan sebuah sms kepadanya. Dalam sms itu aku berkata “Bagaimana pekerjaanmu sayang?”
Aku terus menunggu balasan dari Mita. Sudah 2 jam setelah aku mengirim sms terakhir itu. Tapi Mita belum juga membalasnya. Mungkin dia sudah sampai di rumah dan tertidur karena kelelahan.
Mungkin ini sudah saatnya aku harus tidur. Kumatikan tv-ku dan kuselimuti tubuhku dan kupeluk guling empuk kesayanganku. Aku berguling-guling, berganti posisi, dan menghitung domba yang tergambar di dindingku. Tapi semua itu tidak membuatku terlelap.
Handphoneku bergetar lagi. Ternyata ini adalah sms dari Mita. Dalam sms-nya dia berkata “Pekerjaanku baik. Maaf aku baru bisa membalasnya sekarang. Aku harus tidur dulu. Sekarang sudah waktunya istirahat. Dah sayang...”
Aku sengaja tidak membalasya karena aku sudah mulai mengantuk dan akhirnya aku bisa tertidur pulas. Mungkin itu berkat lukisan domba-domba yang terpasang di dinding kamarku.
Setelah tidur, akhirnya aku terbangun di hari di mana tanggalnya berwarna merah. Di hari ini aku bisa bebas melakukan apa yang aku sukai. Tanpa harus memikirkan pekerjaan yang melelahkan.
Kunyalakan tv untuk mengisi hari libur ini. Kupilih berita pagi sebagai acara yang kutonton pagi ini. Berita pertama, kecelakaan di sebuah jalan tol.
“Sebuah mobil menabrak truk yang berlawanan arah”
Aku melihat mobil itu di tv. Aku sangat terkejut karena mobil itu seperti mobil Mita.
“Diduga pengendara mobil sibuk bermain ponsel saat berkendara. Kedua korban, Mita Sasmita 24 tahun dan Subandi tewas seketika setelah kecelakaan yang terjadi pukul 02.00 itu”
Ya tuhan... . Mita sudah mati. Pukul 2 pagi. Kecelakaan itu terjadi 3 jam sebelum dia mengirim sms-nya yang terakhir kepadaku.
Seandainya aku tidak mengganggu perjalanannya, kecelakaan iu pasti tidak terjadi. Menggunakan ponsel saat berkendara memang sangat berbahaya.

Comments

Popular Posts