Waktu Kecil Dulu: Kodok itu hijau

Sebagai seorang anak TK, Maliki kecil sangat suka mewarnai. Itulah​ yang diajarkan ibu guru di sekolah. Hampir setiap hari, ada pelajaran mewarnai di sekolahnya. Tapi ada satu hari yang tak terlupakan. Satu hari mewarnai seperti biasa. Tapi ini spesial.

Waktu itu Maliki masih duduk di bangku nol kecil. Belum banyak yang ia ketahui. Dia hanya bocah polos yang masih diantar ibunya ke sekolah. Saat itu waktunya mewarnai. Siswa-siswi duduk rapi di kursi kecil berkelompok dan sekotak krayon di tengah mejanya. Semuanya tampak ramai layaknya anak SMA di jam kosong. Kecuali Maliki yang duduk tenang di sana. Membayangkan gambar apa yang ia warnai hari ini.

Ketika Bu guru datang sambil membawa kertas fotokopi, Maliki sangat senang. Ia tahu mewarnai gambar adalah keahliannya. Bu guru membagikan kertas ke meja. Wah... Ternyata itu adalah gambar kodok. "Bagus sekali" Pikir Maliki. Tak sabar, ia langsung mengambilnya. Ia memandangi gambar itu sangat serius. Sesosok kodok besar terpampang di sana dengan bentol-bentol menyelimuti tubuhnya. "Punyaku pasti bagus sekali. Punyaku pasti tidak njebret (mewarnai keluar garis). Warna hijau pasti bagus sekali" kira-kira itu yang dipikirkan Maliki.

Tak sadar semua krayon warna hijau sudah diambil teman-temanya. Maliki bingung sekali. Ia tak tahu harus berbuat apa. Semua impiannya untuk mewarnai kodok hijau nan cantik sirna sudah. Yang tersisa hanya warna hitam dan warna lain yang hampir menghitam.

Akhirnya Maliki punya ide. Ia mengambil krayon warna hitam. "Aku tidak pernah melihat kodok berwarna hijau, jadi kenapa aku harus memilih warna hijau?" Begitu pikirnya. Ia menggoreskan krayonnya ke kertas. Sangat rapi dan penuh percaya diri. Tangannya menari seperti yang dilakukan pelukis profesional. Seolah lupa bahwa ia adalah seorang amatir yang menggunakan warna yang salah.

Akhirnya karyanya sudah jadi. Ia mengangkat lalu memandanginya. "Kok jadi gini ya?" Kata Maliki dalam hati. Saat ia menaruh kembali karyanya, teman-temannya tertawa. "Lihat! Kodoknya hitam. Kodok kok hitam"

Maliki malu ditertawakan teman-temannya. Semua percaya dirinya hilang sirna. Ia pulang dengan wajah kecewa. Hueee...

Sekarang saya sadar. Karya saya itu tidak terlalu buruk. Saya berani beda. Saat yang lain menggunakan warna hijau, aku pakai hitam. Menurutku itu bagus. Bahkan sekarang aku punya julukan sendiri untuk karya itu. Judulnya adalah "Froge 'de Siluete" Yang artinya kodok dalam siluet.

Mungkin kejadian itu membuatku kacau. Membuatku hampir kehilangan passion saya di mewarnai. Aku sadar bahwa menjadi berbeda kadang menyakitkan. Tapi jangan jadikan perbedaan sebagai penghalang

Comments

Popular Posts